Jumat, 03 Juni 2011

Permainan Tradisional Gangsingan

Permainan gangsing atau gangsingan, merupakan salah satu permainan rakyat yang telah lama ada. Permainan ini menonjolkan kekuatan, teknik  dan kemahiran dalam memainkannya memainkannya.
Beragam jenis gangsing ada di nusantara ini yang sampai saat ini  masih sering dimainkan.
Tetapi dalam tulisan ini, penulis hanya akan memperkenalkan jenis gangsingan yang dibuat dari bahan bambu sebagai bahan utama, dan kayu sebagai penutupnya. Jenis gangsingan yang dibuat dari bahan bambu bisa ditemui di sentra kerajinan gangsingan di Kabupaten Gunungkidul untuk jenis gangsingan bambu dengan ciri khas motif batik, dan di sentra kerajinan gangsingan di desa Pabelan, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan ciri khas bahan bambu tutul..
Lebih khusus lagi penulis akan memperkenalkan jenis yang kedua.
Gangsingan dengan bahan bambu tutul, mempunyai ciri khas; berwana tutul asli menimbulkan suara nyaring saat dimainkan.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan gangsingan jenis ini adalah; bambu tutul, balok kayu (biasanya dengan kayu dadap atau cangkring), teres (pewarna), tali, dan beberapa aksesoris tembahan lainnya.
Alat-alat yan digunakan; gergaji, gobang, pisau bengkok (khusus), pisau serut, uncek, bor, dan beberapa alat tambahan lainnya

Cara Pembuatan
Cara pembuatannya dimulai dari mencari bambu tutul (sekarang bambu jenis ini sudah mulai langka). Bambu tutul dipilih karena tekstur warna yang menarik, tidak terlalu tebal, dan 'renyah'. Kemudian mencari kayu cangkring atau dadap sebagai bahan lainnya
Setelah bambu tutul dipilih, kemudian dipotong dengan ukuran panjang kurang lebih 10 cm (untuk potongan ini pilih yang bambu yang tipis) dan 20 cm (yang tebal, digunakan sebagai sumbu, sentil dan korekan)
Setelah bambu dipotong, kemudian dijemur.
Sambil menunggu bambu kering, pekerjaan senjutnya adalah memotong kayu. Dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 5-8 cm (diameter bambu) karena akan digunakan untuk menutup kedua sisi bambu.
Setelah bambu kering kemudian dibuatlah lobang miring berbentuk jajaran genjang. Lobang ini dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan bunyi sesuai yang diharapkan proses ini disebut dengan 'mboboki'.
Selanjutnya, kayu yang sudah dipotong-potong tadi, dihaluskan dengan gobang, ini disebut proses 'ngrengges'. Dilanjutkan dengan menggambar lingkaran (sesuai dengan ukuran bambu yang akan ditutup, harus dilakukan secara manual, karena ukuran bambu satu dan lainnya berbeda) kemudian diiris mengikuti gambar lingkaran, untuk selanjutnya ditutupkan di kedua sisi bambu. Proses tahap pertama selesai.
Proses selanjunya membuat sumbu (garan). Bambu yang tebal setelah dipotong dengan ukuran kurang lebih 15 - 20 cm belah dengan ukuran kurang lebih 1 cm, kemudian diserut (diongoti). Serutan bambu harus berbentuk agak meruncing dengan sebelah tengah lebih besar daripada sisi atas dan bawah. Setelah serutan siap, bambu yang telah ditutup tadi diuncek di bagian tengah kayu penutup pada kedua sisi. dan masukkan sumbu tadi ke dalam uncekan tadi. Catatan: tutupan harus rapat, tidak boleh ada angin yang bisa keluar, agar bunyi yang dihasilkan memuaskan. Proses kedua selesai
Tahap tiga adalah membuat korekan, yaitu alat bantu untuk memainkan gangsingan ini. Korekan dibuat dari bambu (atau bahan lain) dengan bentuk pipih berukuran kurang lebih 15 cm, diberi lubang disebelah ujung, tempat memasukkan tali, dan sentil untuk pengangan diujung tali ketika tali ditarik.
Proses terakhir adalah finishing, dengan mewarnai kayu penutup. Biasanya di sentra kerajinan gangsingan Pabelan, warna dan bentuk gambar berbeda antara pengrajin satu dengan yang lainnya untuk membedakan si pembuat.
Demikian proses pembuatan gangsingan di sentra kerajinan gangsingan Pabelan.

Cara Memainkan.
Gangsingan ini dimainkan dengan tali berukuran kurang lebih 1 meter. Pertama-tama masukkan ujung tali dalam lobang korekan, kemudian lilitkan tali tersebut ke sumbu gangsingan sebelah atas (panjang). Pegang korekan dengan tangan kiri, tarik tali kuat-kuat dengan tangan kanan, dan gangsingan akan lepas dan berputar dengan cepat dan menghasilkan bunyi nguuuung.....

Untuk mendapatkan gangsingan dapat membelinya di tempat-tempat wisata; Candi Borobudur, Taman Kyai Langgeng, Candi Prambanan, Malioboro, Kraton, atau pada even-even keramaian tertentu seperti dugderan, grebek maulud (Sekaten) atau di stor-stor kerajinan, tentunya dengan harga eceran yang bervariasi, atau di sentra industri gangsingan di desa Pabelan, kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang, untuk harga grosir,
Atau kontak mas Wahyudi ke nomor 081229429663

-------Nguuuuuung------